200 Aparat Gabungan Polri - TNI Gerebek
Asrama Mahasiswa Papua
BOGOR (Sekber) -
Sedikitnya 200 personil aparat gabungan Polres Bogor dan Kodim o621
Kabupaten Bogor melakukan penggerebekan ke asrama mahasiswa asal Papua yang
dicurigai dan diduga terkait jaringan Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Jalan
Raya Dramaga, Gang Bulog, Kampung Cibereum Cileutik RT.01/01, Keacamatan
Dramaga, Kabupaten Bogor, pada Sabtu (1/12/12) tadi malam, kemarin
“Pengepungan asrama mahasiswa tersebut karena tempat ini diduga dijadikan tempat pertemuan para mahasiswa asal papua terkait gerakan sparatis OPM. Kemudian asrama mahasiswa tersebut digerebek karena mereka akan mengadakan kegiatan dalam rangka merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) OPM,” kata Kapolsek Dramaga, AKP. Pahyuni kepada wartawan
Menurutnya, dengan adanya informasi tersebut, jajaran Polres Bogor dan Kodim 0621/Kabupaten Bogor berusaha membubarkan aktivitas kelompok tersebut. Sebanyak 200 Polisi dan TNI bergerak masuk ke dalam wisma, untuk mencari tahu aktivitas para mahasiswa asal Papua tersebut.
Penggerebekan dipimpin langsung Kapolres Bogor, AKBP Herry Santoso dan Dandim 0621/Kabupaten Bogor, Letkol Inf Novi Rubadi Sugito. Menurut AKP Pahyuni, sempat terjadi ketegangan saat mahasiswa yang berjumlah sekitar 200 orang itu menolak dibubarkan.
“Kata mereka sih, mereka datang ke Bogor hanya untuk bertemu saudara. Namun dari hasil penggerebekan tersebut, Polisi dan TNI memang tidak menemukan alat bukti apapun, baik berupa bendera maupun atribut OPM lainnya di dalam asrama, sehingga tidak bisa melakukan penangkapan,” ujar Kapolsek.
Dari pantauan Sekbernews Online dilapangan, bahwa asrama mahasiswa tersebut Papua itu biasa dihuni oleh mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB). Dalam bangunan dua tingkat berornamen adat Papua tersebut, mereka melakukan pesta besar dengan menikmati makanan tradisional Papua.
Ratusan orang dari etnis Papua itu sebagian besar dikabarkan berstatus mahasiswa dari sejumlah daerah, seperti Jakarta, Bandung dan Bogor. Selain itu, tampak anak-anak dan perempuan di tengah aktivitas kelompok tersebut.
“Mereka datang menggunakan bus besar dan satu mobil minibus sekitar pukul 14.00 WIB, kami terus memantau aktivitas mereka sejak siang. Kami mencurigai ada indikasi bahwa pada pertemuan tersebut ada tindakan separatis OPM. Di dalam memang tidak ada atribut OPM, tapi kami akhirnya membubarkan aktivitas mereka, karena tidak memiliki izin untuk membuat suatu keramaian,” jelasnya. (PH/BP)













0 comments:
Post a Comment