Flash News
Mail Instagram Pinterest RSS
Menu Utama

Bupati Bogor Sempat Bersitegang Dengan Menteri PU Soal Jalan Puncak II

BOGOR (Sekber) - Mewujudkan jalan Puncak Dua yang diharapkan dapat mengurai kemacetan diakui Bupati Bogor  bukan pekerjaan mudah.  Khususnya  soal restu dari  pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pekerjaan  Umum (PU).
Menurut Bupati Bogor, Rachmat Yasin, dirinya sempat bersitegang dengan  Menteri  PU,  Djoko Kirmanto  saat mengajukan  pembangunan jalan Puncak  dua yang  menghubungkan  kawasan sentul hingga Istana Cipanas. 
“Masalahnya  jalan Puncak itu khan jalan nasional kalau kita membiayai dari APBD  akan menyalahi peraturan,  sedangkan beberapa jalan nasional  lain seperti  Naggrek pemerintah pusat  cepat sekali melakukan  pembangunan   tapi jalan Puncak kenapa tidak,” ujar Bupati  saat  melakukan  silaturahmi dengan para wartawan, LSM dan  aktivis  di Puncak belum lama ini
Untuk diketahui ,  pembangunan jalan  Puncak  dua  merupakan jalan alternative  yang  digagas pemkab Bogor  untuk mengurai kemacetan  jalur Ciawi hingga  Cianjur  yang  intensitasnya  sudah tunggi.  Tidak hanya pada  hari Sabtu dan  minggu,   kemacetan  di jalur  ini sudah terjadi hampir setiap hari sehingga  mengganggu aktivitas warga yang tinggal dikawasan Puncak. 
Sedangkan jalan  Puncak Dua   akan dibangun  sepanjang 43 kilometer  yang menelan biaya hingga Rp 750 miliar.  Seluruh biaya pembangunan  tersebut nantinya akan  berasal dari pemerintah  pusat. Bupati  mengatakan,  persoalan utama untuk pembangunan jalur Puncak dua yakni masalah  lahan  sudah  bisa diatasi.  
 “Saya bicara dengan Tommy Suharto,  group  Mega Kuningan  termasuk Probosutejo  pemilik sebagian  lahan  yang akan  dipakai untuk  pembangunan  jalan jalur Puncak Dua,  hasilnya  mereka mau menghibahkan  sebagaian  lahan  mereka untuk pembangunan  jalan, “ tandas Bupati. 
Dia mengaku, tadinya ada usul untuk   membanguna  jalan  tol layang  yang   menjadi penghubung  wilayah Bogor Selatan termasuk  ke Puncak. Namun  usulan itu ditolak  karena tidak akan efektif buat warga dan juga akan merugikan warga, karena permukiman mereka akan berada dibawah jalan Tol. 
“Kalau jalan konvensional saya berharap  warga dapat melakukan  kegiatan ekonomi seperti  membuka warung atau yang  lain, sehingga ada hasil yang bisa  mereka dapat,”  ujarnya. 
Sebelumnya,  Kepala Dinas Tata Ruang dan Pertanahan  Pemkab Bogor,  Burhanudin  mengatakan  konsep pembangunan jalur  Puncak dua  akan dimulai dari tengah hingga  Istana Cipanas.  Untuk  sejumlah titik  dikawasan  Sentul yang  menjadi lintasan  akan dikerjakan   setelah yang ditengah hingga  Istana  Cipanas selesai.
 “Yang  pasti ada puluhan rumah yang terkena dan memang harus digusur,  tapi eksekusinya akan  dilakukan  setelah jalan  ditengah  sampai istana Cipanas  Selesai,” jelasnya.  

Hingga saat ini, lanjut Burhanudin, tidak  ada  kendala berarti untuk  masalah  lahan.  Sebab  hampir seluruh pemilk lahan yang akan  dilalui jalur puncak dua sudah mau menghibahkan  tanahnya.  (GIO/FUL)

1 comments: