TENJO–DPRD Kabupaten Bogor, segera akan memanggil Kepala Dinas Pendidikan (Disdik),
Didi Kurnia
terkait lambannya rehabilitasi tiga ruang
kelas SDN Batok 03 yang menggunakan dana alokasi khusus (DAK), Pasca dilayangkannya teguran dari Pemerintahan Kecamatan Tenjo.
”Kami sudah menerima
laporannya, dan akan segera kami tindak lanjuti” ujar Wakil Ketua Komisi D DPRD, Hendrayana kepada Radar
Bogor, kemarin.
Ia mengatakan, seharusnya proses rehabilitasi bisa cepat dilakukan
terlebih dananya sudah masuk ke rekening sekolah sejak Juni lalu.
Menurut dia, Disdik perlu melakukan pengawasan khusus agar tak
memengaruhi kegiatan belajar mengajar. ”Pengelola sekolah sebagai
penerima dana jangan pernah bermain-main, karena bisa masuk ke dalam
tindakan korupsi,” tegasnya.
Sempat terhentinya proyek, diakui Guru kelas VI, Dani Murdani. Menurut
dia, pembangunan dihentikan sementara karena kesulitan mendapatkan air
untuk membuat adukan pasir dan semen. ”Kita hentikan sekitar empat hari
karena tak ada air,” kilahnya.
Biasanya, semasa musim kering mengandalkan Kali Jantungan yang jaraknya
tak jauh dari sekolah. Namun selama musim kemarau ini air tak ada.
”Sekarang sudah mulai hujan, pekerjaan dimulai lagi sejak Sabtu (22/9),”
ungkapnya.
Ia menambahkan, selama proses rehabilitasi kegiatan belajar mengajar
tetap berjalan seperti biasa. Sebanyak 303 siswa dari enam rombongan
belajar, untuk sementara belajar berbagi kelas pagi dan siang. ”Kelas
satu sampai tiga masuk pagi, sisanya siang,” tuturnya.
Berbeda dengan pengakuan Dani, para pegawai yang mengerjakan proyek
rehabilitasi mengatakan, dari keterangan pihak sekolah, penghentian
pembangunan dikarenakan sekolah mengaku belum ada uang untuk melanjutkan
pekerjaan. ”Kalau air tak terlalu dibutuhkan, kan pekerjaannya memasang
rangka atap dan genting,” kata Mardi (29), pekerja proyek.
Saat ini, lanjut dia, pekerjaan kembali terhenti karena kekurangan
material genting. Pemasangan jendela berbahan aluminium juga belum bisa
dilakukan karena materialnya belum ada. ”Saya sudah sampaikan gentingnya
kurang, tapi belum juga dikirim,” ucapnya.
Selain tak ada material, Mardi juga mengaku, pekerjaannya selama
beberapa hari terakhir belum dibayar. Padahal, kesepakatannya pembayaran
dilakukan setiap hari. ”Saya juga bingung ini, mau minta uang ke
siapa,” kata Mardi yang mengaku dibayar Rp40 ribu per hari.
sumber : zack/radar bogor












0 comments:
Post a Comment