Flash News
Mail Instagram Pinterest RSS
Menu Utama

Terkait Rehab SDN Tenjo, DPRD Akan Segera Panggil Kadisdik

TENJO–DPRD Kabupaten Bogor, segera akan memanggil Kepala Dinas Pendidikan (Disdik), Didi Kurnia
terkait lambannya rehabilitasi tiga ruang kelas SDN Batok 03 yang menggunakan dana alokasi khusus (DAK), Pasca dilayangkannya teguran dari Pemerintahan Keca­matan Tenjo.


”Kami sudah menerima laporannya, dan akan segera kami tindak lanjuti” ujar Wakil Ketua Komisi D DPRD, Hendrayana kepada Radar Bogor, kemarin.

Ia mengatakan, seharusnya proses rehabilitasi bisa cepat dilakukan terlebih dananya sudah masuk ke rekening sekolah sejak Juni lalu.

Menurut dia, Disdik perlu melakukan pengawasan khusus agar tak memengaruhi kegiatan belajar mengajar. ”Pengelola sekolah sebagai penerima dana jangan pernah bermain-main, karena bisa masuk ke dalam tindakan korupsi,” tegasnya.

Sempat terhentinya proyek, diakui Guru kelas VI, Dani Murdani. Menurut dia, pembangunan dihentikan sementara karena kesulitan mendapatkan air untuk membuat adukan pasir dan semen. ”Kita hentikan sekitar empat hari karena tak ada air,” kilahnya.

Biasanya, semasa musim kering mengandalkan Kali Jantungan yang jaraknya tak jauh dari sekolah. Namun selama musim kemarau ini air tak ada. ”Sekarang sudah mulai hujan, pekerjaan dimulai lagi sejak Sabtu (22/9),” ungkapnya.

Ia menambahkan, selama proses rehabilitasi kegiatan belajar mengajar tetap berjalan seperti biasa. Sebanyak 303 siswa dari enam rombongan belajar, untuk sementara belajar berbagi kelas pagi dan siang. ”Kelas satu sampai tiga masuk pagi, sisanya siang,” tuturnya.

Berbeda dengan pengakuan Dani, para pegawai yang mengerjakan proyek rehabilitasi mengatakan, dari keterangan pihak sekolah, penghentian pembangunan dikarenakan sekolah mengaku belum ada uang untuk melanjutkan pekerjaan. ”Kalau air tak terlalu dibutuhkan, kan pekerjaannya memasang rangka atap dan genting,” kata Mardi (29), pekerja proyek.

Saat ini, lanjut dia, pekerjaan kembali terhenti karena kekurangan material genting. Pemasangan jendela berbahan aluminium juga belum bisa dilakukan karena materialnya belum ada. ”Saya sudah sampaikan gentingnya kurang, tapi belum juga dikirim,” ucapnya.

Selain tak ada material, Mardi juga mengaku, pekerjaannya selama beberapa hari terakhir belum dibayar. Padahal, kesepakatannya pembayaran dilakukan setiap hari. ”Saya juga bingung ini, mau minta uang ke siapa,” kata Mardi yang mengaku dibayar Rp40 ribu per hari.

sumber : zack/radar bogor

0 comments:

Post a Comment